
Jakarta –
Jumlah peserta MotoGP tak kurang dari 22 pebalap. Semakin sedikit merek dari pabrikan Jepang setelah Suzuki pergi.
Peta persaingan MotoGP 2023 memaksa pabrikan Jepang bersaing di tengah dominasi merek-merek Eropa. Musim ini Suzuki hengkang dari MotoGP, dan Yamaha tak lagi memiliki tim satelit. Dalam praktiknya pabrikan yang menggunakan garpu tala hanya akan menurunkan 2 pengendara.
Ducati masih menjadi pabrikan dengan jumlah pebalap terbanyak yakni 8 pebalap yang terbagi dalam 4 tim. Honda, KTM dan Aprilia turun dengan masing-masing 4 pembalap. Direktur Olahraga Balap Motor Yamaha, Lin Jarvis tidak memungkiri bahwa merek asal Eropa itu semakin mendominasi lintasan MotoGP.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Faktanya kalau melihat kejuaraan MotoGP sekarang setelah Suzuki keluar, ada 8 motor Ducati di grid, 4 motor Aprilia, dan juga 4 KTM, merek-merek dari Eropa mendominasi kuantitas motor di lintasan,” kata dia. Lin Jarvis saat berada di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Tahun lalu cukup sulit, motor kami tidak cukup kencang di semua area, terutama di babak kedua kami menderita,” ujarnya.
Ducati punya delapan motor di MotoGP 2023 Foto: Getty Images/Steve Wobser
Musim lalu, produser asal Jepang itu mengaku sedang mengalami masa-masa sulit. Honda gagal membangun tim hebat saat Marc Marquez hengkang untuk pemulihan cedera. Sementara itu, Yamaha memang sempat menjadi penantang dan memimpin di awal MotoGP 2022, namun pebalap andalan mereka, Fabio Quartararo, tidak bisa mengimbangi balapan motor Yamaha yang memiliki banyak kelemahan. Di sisi lain, pabrikan Suzuki juga tampil inkonsisten di musim terakhirnya di MotoGP.
Di bawah Dall’Igna, Ducati menjadi trendsetter dalam pengembangan motor MotoGP. Ducati telah mengembangkan sistem aerodinamis dalam bentuk winglet, pengatur ketinggian pengendaraan, dan yang terbaru winglet ekor stegosaurus. Inovasi ini ditiru oleh pabrikan lain, termasuk pabrikan Jepang, yang selama ini terkesan hanya mengandalkan kemampuan alami pebalap seperti Marc Marquez dan Fabio Quartararo.
Apalagi kini Ducati memiliki 8 motor di lintasan. Menurut Lin Jarvis, keunggulan angka juga menyulitkan Yamaha.
“Saat ada kompetitor, terutama Ducati, penuh perjuangan, motor cepat. Saat berhadapan dengan 2 motor bisa bertarung. Tapi saat berhadapan dengan 8 motor melawan dua, ini yang menyulitkan,” ujarnya.
Di musim 2023, peluang Ducati untuk juara lagi sangat terbuka, karena minim pesaing. Suzuki sudah hengkang, sementara Honda dan Yamaha masih berjuang mencari bahan terbaik agar motornya bisa bersaing. Pertarungan merek Jepang akan lebih sulit karena hanya ada 6 pebalap di lintasan (4 pebalap Honda, 2 pebalap Yamaha).
Pertanyaannya, dengan sumber daya pengendara yang minim, mampukah merek asal Jepang tersebut berinovasi atau melakukan revolusi agar motornya dapat kembali bersaing di level atas?
“Jadi kami tidak bisa mengubah jumlah motor, kami harus bekerja dengan kualitas, kami harus meningkatkan dan memastikan motor kami lebih kompetitif dari merek lain, Italia atau Eropa atau Honda,” kata Lin Jarvis.
“Kami akan melewati musim yang hebat, ada 42 balapan, konsistensi musim ini sangat penting untuk kejuaraan kali ini,” lanjutnya.
Simak Video “Quartararo dan Morbidelli Pamer Motor Baru di MotoGP 2023”
[Gambas:Video 20detik]
(riar/rgr)