
Jakarta –
Para ilmuwan mengungkapkan kuman bersin pendaki sebenarnya bisa bertahan lebih lama Gunung Everest hingga ratusan tahun. Bagaimana mungkin?
Dilansir detikINET dari New York Post, Jumat (17/3/2023), sekelompok ilmuwan meneliti sampel tanah yang diambil dari Gunung Everest. Ternyata, batuk dan bersin manusia telah terawetkan di Gunung Everest selama ratusan tahun.
“Ada ‘jejak’ manusia beku di microbiome Everest,” kata Steven Schmidt, ahli ekologi mikroba di University of Colorado Boulder.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dalam ekspedisi bertajuk National Geographic and Rolex Perpetual Planet 2019, para ilmuwan telah mengumpulkan banyak mikroba dari gunung tertinggi di dunia. Kuman adalah bakteri Streptococcus dan Staphylococcus umumnya ditemukan di mulut dan kulit manusia.
Diketahui bahwa pembekuan bersin ini ditemukan di South Col, tempat para pendaki berhenti sebelum mencapai puncak dunia. Ini adalah ngarai di ketinggian 7.924 meter di atas permukaan laut.
Penelitian ini membingungkan para ilmuwan, karena organisme yang biasanya hidup di lingkungan basah dan lembab, dapat bertahan selama berabad-abad dalam kondisi dingin, kering, dan kondisi keras lainnya seperti mikroba Frose. Peneliti menggambarkannya sebagai flu ganda.
Tim berhipotesis bahwa South Col dan area tinggi lainnya berfungsi sebagai tempat pengumpulan bersin beku. “Jika kita mengambil sampel di tempat-tempat yang banyak digunakan manusia di pegunungan, kemungkinan lebih banyak sampel mikroba yang diperoleh,” kata ilmuwan tersebut.
Angka tersebut bisa bertambah seiring bertambahnya jumlah pendaki ke Everest pascapandemi COVID-19. Ditambah dengan suhu udara yang menghangat 0,33 derajat Celcius setiap dekade dapat membuat bakteri yang tadinya tidak aktif, menjadi lebih aktif di kemudian hari.
Sementara pertumbuhan bakteri tidak akan berdampak negatif terhadap Everest, hal itu berpotensi memungkinkan mikroba berkembang biak dalam kondisi yang tidak sesuai.
Ini bukan pertama kalinya patogen manusia ditemukan di tempat yang tidak biasa. Sebelumnya ditemukan ‘Zombie Virus’ terperangkap selama 50.000 tahun di danau beku Siberia.
*Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Tonton Video “CDC AS Memperingatkan Peningkatan Bakteri Shigella yang Kebal Obat”
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fyk)