
Semarang –
Gunung Merapi merupakan magnet wisata bagi Yogyakarta dan sekitarnya. Namun ironisnya, masih ada tambang pasir liar yang beroperasi di sana.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan sidak terhadap tambang pasir ilegal di Magelang. Akibatnya, banyak praktik penambangan liar bahkan merampok Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Pemeriksaan dilakukan Rabu (1/11/2023) lalu, tepatnya di lereng Merapi, Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Jawa Tengah Agus Sugiarto menyayangkan kegiatan pertambangan di sana yang tidak berizin dan membabi buta.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kita akan selidiki dulu masalah kenapa mereka melakukan kegiatan ilegal seperti ini, dan tentunya melihat bagaimana kerusakan yang terjadi. Semua elemen terlibat, ada ribuan truk,” kata Agus kepada wartawan.
Agus mengatakan, ada 15 titik di kawasan yang dikunjungi timnya. Beberapa lokasi disebut telah menjarah kawasan TNGM padahal kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi.
“Ya kita lihat lebih dari 15 lokasi yang kita petakan. Dengan rata-rata 3 alat ada 10, ada 7, dan seterusnya. Ini sudah masuk kawasan TNGM di beberapa lokasi,” ujarnya.
Agus tak menampik kemungkinan mendapat dukungan dari aparat. Dia yakin penambangan liar tidak ada lagi kelas besar.
“Magelang bukan lagi kelas hiu, tapi hiu. Karena ini salah satu dari tiga daerah penghasil pasir utama,” ujarnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan tersebut bersifat mendidik, karena dilakukan tanpa izin, akan dilakukan secara serampangan dan merusak lingkungan. Juga, tidak ada pajak yang harus dibayar.
“Kerugiannya adalah kerusakan lingkungan. Tidak ada pembayaran pajak, hilangnya potensi sumber daya mineral yang seharusnya dimanfaatkan dan dinikmati rakyat, ini dinikmati segelintir pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak ada reklamasi pascatambang juga.” dia telah menjelaskan.
“Kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan atau eksploitasi selanjutnya harus membuat lingkungan menjadi lebih baik,” lanjut Agus.
Dia mengatakan akan melaporkan temuan ini ke pusat. Rencananya, pemanggilan para penambang liar itu untuk dimintai keterangan.
“Kami akan laporkan kepada pimpinan kondisi yang ada, kami akan panggil para pelaku untuk meminta informasi siapa yang mendanai kenapa dilakukan dan kenapa dilakukan. Solusi yang diambil harus komprehensif, melihat semua stakeholder, tidak hanya satu OPD.. Saya kira semua orang harus terlibat dan memikirkan bagaimana menata kegiatan bisnis, mengelola investasi tanpa mengabaikan kondisi lingkungan negara dan kerugian yang besar,” pungkasnya.
——
Artikel ini pernah dimuat di detikJateng dan selengkapnya bisa dibaca di sini.
Simak Video “Sambo Talks Ilegal Mining Ismail Bolong: Libatkan Petinggi”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)