
Tasikmalaya –
Jasa pembuatan kunci duplikat merupakan salah satu jenis usaha sektor informal yang keberadaannya abadi. Setidaknya sampai saat ini jasa pembuatan kunci duplikat masih dibutuhkan oleh banyak orang.
Selain untuk membuat kunci cadangan, jasa ini juga bisa menjadi solusi kunci rusak dan lainnya. Harganya relatif murah dibandingkan dengan membeli satu set kunci baru.
Tingginya permintaan atau permintaan pengguna otomatis membuat bisnis jasa duplikat utama bertahan. Mereka setia menjadikan bisnis ini sebagai penopang ekonomi keluarga.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Seperti yang dilakukan Lili (60), pembuat kunci duplikat di kawasan Pasar Karlis, Kota Tasikmalaya. Setiap hari bersama beberapa pelaku usaha sejenis, Lili meraup rejeki.
“Saya sudah jadi tukang kunci sejak remaja. Awalnya saya pekerja, membantu ayah saya. Dia juga tukang kunci,” kata Lili, Rabu (8/3/2023).
Setelah mahir di usia 20-an, Lili mulai berani membuka usaha sendiri. “Dulu buka di Jalan Cihideung Balong, sekitar 20 tahun lalu pindah ke Pasar Karlis,” ujarnya.
Menurut Lili, keahlian membuat kunci duplikat membutuhkan kemampuan khusus. Salah satunya karena berkaitan dengan shape atau bentuk yang sangat detail. Satuan panjang kadang sampai mikrometer, atau ukuran di bawah 1 milimeter.
“Keterampilan seperti ini tidak ada sekolahnya. Biasanya turun-temurun,” kata Lili.
Dia juga mengatakan bahwa kemajuan teknologi telah membuat pekerjaannya lebih mudah secara teknis. “Dulu pakai file manual lebih susah. Sekarang ada alat khusus, proses penggandaan jadi lebih mudah. Dalam satu alat dua kunci dijajarkan, lebih mudah dan hasilnya lebih akurat,” ujar Lili.
Mengenai penghasilannya, Lili mengaku belum bisa memastikan. Jika dalam sehari dia kesepian, dia harus puas dengan Rp 50.000. Kalau lagi sibuk bisa sampai Rp 150.000. “Belum tentu, rata-rata Rp 75.000,” kata Lili.
Ketika berbicara tentang keluarganya, wajah Lili tiba-tiba berubah sedih. Ia mengaku menghadapi masalah rumah tangga yang rumit. Menurut Lili, seorang istri yang hidup bersama selama 25 tahun dan melahirkan 5 orang anak, menurut Lili tega berkhianat. Jatuh cinta dengan pria lain. “Dia sakit (stres) karena istrinya selingkuh. Sakit banget,” kata Lili.
Ia mengatakan, saat ini sedang menumpang di rumah adiknya di Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Lili mengaku lebih memilih meninggalkan keluarganya di kawasan Kecamatan Kawalu yang selama ini ia tinggali bersama anak dan istrinya.
“Istri saya tidak mau melayani selama beberapa tahun. Saya akhirnya tahu dia berselingkuh. Yang lebih menyedihkan adalah anak-anak saya juga menyalahkan saya, hanya karena saya menceritakan perilaku istri saya kepada tetangga dan kerabat. Ya saya pergi, nongkrong di rumah kakak saya,” kata Lili.
Kini di usia senjanya, pria mungil ini mengurus hidupnya sendiri. “Saling makan, saling cuci baju, saya sudah tua. Putus asa. Padahal selama ini saya bekerja keras menghidupi keluarga,” kata Lili dengan air mata berlinang.
Meski dalam duka, tangannya masih lincah membuat duplikat kunci pesanan detikcom.
mangga gairah!
—
Artikel ini diterbitkan pada Momen barat.
Simak video “Pemkab Tasikmalaya Hentikan Pelayanan Jamkesda untuk Masyarakat Miskin!”
[Gambas:Video 20detik]
(sim/sim)