
Pasifik –
Pulau Lord Howe di Pasifik memiliki pesona tersendiri sebagai habitat hewan dan tumbuhan langka. Potensi kerusakan sekecil apa pun bisa menutup pulau itu.
Dilansir dari News.com.au, Pulau Lord Howe termasuk dalam administrasi Australia. Pulau kecil itu sekarang ditutup karena meningkatnya risiko karat myrtle, jamur penyebab penyakit.
Dewan Pulau Lord Howe mengumumkan melalui media sosial bahwa Taman Cadangan Permanen, yang mencakup sekitar 70 persen pulau, ditutup sementara. Pulau ini tidak dapat diakses melalui titik akses yang disetujui, jalur semak atau perahu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Karat berpotensi mengubah penampilan pegunungan dan hutan kita, dapat mengubah jaring makanan dan ekologi, serta berpotensi memengaruhi nilai-nilai warisan dunia, kata pernyataan dewan kepada warga.
Karat ditemukan pada 3 Februari. Saat ini ada 3 lokasi tambahan yang terinfeksi. Aparat akan mengambil tindakan jika karat ini terus berkembang dan mengancam ekologi.
Penutupan ini tentunya akan mempengaruhi jadwal wisata para wisatawan. Mau tidak mau, wisatawan harus mengikuti kebijakan yang diberikan oleh pemerintah setempat.
“Ada sekitar tiga atau empat kelompok yang sudah berada di pulau itu untuk bertamasya. Penutupan berarti mereka tidak bisa bertamasya dan semua jadwal mereka terganggu,” kata operator kafe dan bendahara asosiasi pariwisata lokal Stephen Sia kepada ABC.
Menurut pengalamannya, ini adalah waktu yang sibuk karena libur Paskah. Turis mulai meminta pengembalian uang dan segala macam kompensasi.
Tonton videonya “Setelah AS, Australia kini waspada terhadap TikTok”
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/wsw)