
Jakarta –
Gempa bumi dianggap semakin sering terjadi hingga sebagian orang menganggapnya sebagai tanda kiamat. Para ilmuwan memperbaiki kesalahpahaman.
Kajian sejarah masa lalu membuktikan bahwa pada tahun 1700-1800-an cukup banyak terjadi gempa bumi di Pulau Jawa. Namun pada tahun 1900-1940-an intensitasnya menurun. Jika setelah tahun 2000-an terjadi gempa lagi, itu bukan pertanda kiamat, melainkan pola fluktuasi alami frekuensi gempa.
Gempa bumi bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Karena pada dasarnya gempa bumi adalah proses alam. Dalam konteks statistik, gempa bumi tetap sama sepanjang zaman, bukannya semakin banyak gempa bumi. Namun apakah benar gempa bumi yang sering terjadi merupakan tanda kiamat?
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Detikers perlu tahu bahwa daerah yang dulu pernah mengalami gempa bumi kini sudah lebih padat penduduknya. Dapat diartikan bahwa suatu daerah dengan potensi gempa yang banyak akan menarik minat masyarakat untuk tinggal. Wah, kok Detikers bisa begitu? Mari kita lihat jawabannya di video Eureka! ini:
*Artikel ini ditulis oleh Windi Yusnita, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rnu/fay)