
Jakarta –
Tesla disebut akan membuka kantor dan showroom di Malaysia. Pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat itu akan dikenakan beberapa syarat ketat, termasuk harus menggunakan sebagian besar sumber daya lokal Malaysia.
Dikutip dari situs Bernama, Tesla dengan sukarela membawa mobil listrik baterai penuh mereka ke Malaysia. Tesla memanfaatkan program Pemimpin Global BEV (Battery Electric Vehicle) yang diprakarsai oleh pemerintah Malaysia melalui Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional. Dengan program ini, Tesla bisa memasuki pasar Malaysia tanpa harus bekerja sama dengan mitra lokal.
Bagi yang belum tahu, kebijakan otomotif Malaysia saat ini hanya mengizinkan perusahaan dengan kepemilikan ekuitas lokal sebagai pemegang AP waralaba. Misalnya, mobil Mercedes-Benz merek Malaysia harus mendapatkan AP dari Naza dan Mazda harus mendapatkan AP dari Prima Merdu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Jadi, di bawah aturan BEV Global Leaders, pemerintah Malaysia akan memfasilitasi perusahaan mobil listrik yang ingin masuk ke pasar Malaysia tanpa harus bekerja sama dengan mitra lokal. Singkatnya, Tesla bisa membuka kantor perwakilan dan showroom di Malaysia dengan kepemilikan saham 100%, tanpa campur tangan mitra lokal.
Meski begitu, Tesla harus memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan pemerintah Malaysia. Seperti dikutip dari Paultan, mobil yang diimpor ke Malaysia harus kendaraan listrik baterai dengan sertifikat SAEJ3016 Level 2 Autonomy.
Ada juga persyaratan lain yang harus dilaksanakan dalam waktu 3 tahun setelah persetujuan. Perusahaan harus mendirikan kantor, pusat penjualan dan layanan di Malaysia. Perusahaan juga harus memasang setidaknya 50 unit charger cepat DC dengan daya pengisian minimum 180 kW, dan setidaknya 30% (15 unit) dari charger ini harus terbuka untuk kepentingan umum, sehingga memungkinkan penggunaan material listrik lainnya. mobil.
Selain itu, perusahaan juga harus merekrut dan mengembangkan keterampilan minimal 100 orang lokal Malaysia. Total tenaga kerja perusahaan harus minimal 80% warga negara Malaysia. Perusahaan harus melatih minimal 5 mahasiswa melalui pelatihan industri.
Perusahaan juga harus bekerja sama dengan setidaknya 10 pusat pendidikan tinggi atau TVET untuk transfer pengetahuan tentang pengisi daya BEV/BMS/EV, atau teknologi terkait lainnya. Itu juga harus bermitra dengan setidaknya 10 perusahaan lokal dan menggunakan kontraktor lokal untuk jaringan pengisian daya lokal.
Program ini berjalan dari sekarang hingga 31 Desember 2025. Setelah itu, Tesla harus melakukan negosiasi ulang dengan pemerintah terkait status Waralaba AP mereka.
Tonton Video “Edisi #5: Siswa Sekolah Kejuruan Ciptakan Google Bug Hasilkan USD 5000 dan Masa Depan Kendaraan Listrik”
[Gambas:Video 20detik]
(lua/din)