
Klaten –
Bung Karno sebelum menjadi presiden pernah mengunjungi tempat unik ini. Apa fungsinya?
Sebuah bangunan di Dusun Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, sudah lama menjadi penanda atau penanda desa tersebut. Dinamakan Monumen Waseso, tempat ini dikunjungi oleh Presiden Indonesia Sukarno sebelum menjadi presiden.
Tugu Waseso tidak setinggi dan sebesar tugu Monas. Bangunan setinggi 11 meter itu hanyalah bangunan tua seperti pensil, lebih mirip menara.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Berada di utara desa dan di tengah persawahan membuatnya mudah dilihat dari jauh. Dindingnya masih semen kasar dengan lumut di sudut-sudutnya.
Di atas tugu terdapat ruang seperti balkon yang dapat digunakan untuk melihat persawahan di sekitarnya. Untuk menuju puncak tugu terdapat lima anak tangga.
Posisinya yang juga berada di tepian Sungai Kembar (pertemuan sungai) membuat monumen ini terlihat seperti mercusuar. Di bawahnya terdapat beberapa anak tangga yang menghubungkan dengan mata air purba di bawahnya.
Monumen Waseso di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Di sisi barat terdapat tugu berbentuk lingkaran bercat merah. Tugu yang dibangun warga dan Pemerintah Kabupaten Klaten itu bernama Tugu Baskoro.
Di antara kedua tugu terdapat pohon beringin besar, mata air (kolam) purba, beberapa gazebo, dan makam purbakala. Makam tersebut adalah makam Karso Rejo, seorang tokoh spiritual yang mengunjungi Soekarno sebelum Indonesia merdeka.
“Konon Ir Sukarno pada masa pergerakan kemerdekaan sebelum menjadi presiden pernah mengunjungi sesepuh Kasunanan Surakarta namun diperlihatkan rumah kakek nenek Karso Rejo di Dusun Pandanan. Namun mereka tidak bertemu di rumah, kemudian mengikuti mereka ke sawah untuk ketemuan di lokasi tugu,” kata Kepala Pokdarwis Desa Soropaten, Sri Nugroho kepada detikJateng, Sabtu (21/1/2023) sore.
Saat bertemu, kata Sri Nugroho, Soekarno meminta restu untuk memperkuat perjuangan kemerdekaan guna mengusir penjajah. Setelah pulang, Sukarno diberi rumput pasir.
“Disediakan gilingan akar rumput. Warga sekitar kemudian membangun Monumen Waseso sekitar tahun 1934 atau 1935 sebagai prasasti,” jelas Sri Nugroho.
Tugu tersebut, lanjut Nugroho, memiliki tinggi 11,5 meter dan lima undakan dengan filosofi yang mengacu pada lima rukun Islam. Seminggu setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Karso Rejo mengibarkan bendera merah putih di tugu tersebut.
Baca artikel detikJateng selengkapnya
Simak Video “Gerindra Tak Setuju dengan PDIP Soal Kebangsaan Harus Minta Maaf Bung Karno”
[Gambas:Video 20detik]
(mis./mis.)