
Denpasar –
Ada tradisi unik yang bisa kita saksikan di RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Bali. Di sana, keluarga bisa ‘memberi makan’ jenazah. apa ceritanya
Sejak tahun 2012, RSU Prof Ngoerah Denpasar, Bali memfasilitasi tradisi pemakaman jenazah. Tradisi Mapunjung identik dengan pemberian makan dan minum kepada jenazah yang dititipkan sementara ke rumah sakit.
Dokter Forensik RS Prof Ngoerah, dr. Ida Bagus Putu Alit (52), SpFM(k), DFM mengatakan, mapunjung merupakan salah satu adat sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang telah meninggal.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Berdasarkan standar pelayanan kesehatan, penghormatan terhadap budaya dan adat dilakukan tanpa mengganggu pelayanan,” ujar dr. Alit.
Lokasi pelaksanaan tradisi mapunjung berada di area parkir mobil jenazah RS Prof Ngoerah, Jalan Diponegoro, Denpasar. dr. Alit membeberkan beberapa alasan kenapa altar tidak dibuat di samping jenazah.
“Pelaksanaannya tidak boleh mengganggu pelayanan, sehingga (letak rumah duka) tidak berdekatan dengan jenazah. Hal ini juga untuk memudahkan pembersihan dan mengurangi resiko lain, seperti kebakaran karena adanya titik panas dupa yang mungkin tidak diperhatikan. oleh petugas,” kata Kepala Departemen Kedokteran Forensik RSUP Prof. Ambil ini.
Adapun fasilitas dalam tradisi Mapungu, semuanya berada di bawah kekuasaan keluarga almarhum. “Semua dikembalikan ke keluarga, jenis pengobatannya juga berbeda-beda, jadi tidak bisa kami sediakan di sini,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Etik dan Hukum RS Prof. Pindahkan itu.
Salah satu keluarga almarhum yang melakukan tradisi mapunjung, Nyoman Sari (50) mengatakan, jenazah suaminya disemayamkan di kamar jenazah RS Prof Ngoerah sejak Kamis (12/1/2023) hingga Minggu (15/1/2023). ).
“Tadi saya menawari kopi, air, makanan ringan, rokok, dan nasi. Semua ini kesukaan suami saya, dan sebelum saya meninggal saya memintanya lebih awal,” katanya.
Ia mengaku mapung setiap pagi dan sore dengan cara mengantarkan yang sama.
“Saya yakin dengan melakukan mapunjung ini almarhum suami saya bisa tenang dan jalan menjadi lancar,” ujar perempuan asal Bangli itu.
——
Artikel ini telah diposting di detikBali dan selengkapnya dapat dibaca di sini.
Simak Video “Memata-matai Tradisi Ngerobok di Desa Adat Kerobokan”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)